Loka Karya Pembentukan Saka Pariwisata

Salah satu unsur penting dalam pembangunan bidang kebudayaan dan pariwisata adalah para pemangku kepentingan (stakeholder) dan masyarakat Pemerintah dapat membentuk kelompok-kelompok penggerak kepariwisataan seperti melalui kegiatan kepramukaan. Organisasi ini dinilai sangat potensial menjadi “pembangkit” turisme lndonesia.
“Organisasi kepramukaan adalah sebagai wadah pendidikan luar sekolah yang dapat melakukan berbagai bentuk kegiatan menarik untuk memaksimalkan hasil karya sebagai kelompok penggerak pariwisata dan pramuka dapat juga menjadi contoh teladan generasi muda dalam membantu pemerintah melakukan sosialisasi sadar wisata dan sapta pesona sebagai pedoman pembangunan kepariwisataan,” kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbud-par) Drs Bakri MM. . Hal itu disampaikannya pada Pencanangan dan
Lokakarya Pembentukan Satuan Gerakan Pramuka Pariwisata (Saka Pariwisata) di Bumi Perkemahan Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), pekan lalu. Direktur Pemberdayaan Masyarakat yang akrab dipanggil Kak Bakri menjelaskan, pembentukan Saka Pariwisata bertujuan meningkatkan kepedulian, peran, dan partisipasi generasi muda, khususnya melalui wadah Pramuka untuk berperan aktif dalam kegiatan pembangunan di bidang kepariwisataan.
“Agar mereka bisa membantu, membina, dan mengembangkan kegiatan penyelenggaraan kepariwisataan yang berkelanjutan, pengelolaan peijalanan wisata/ pemanduan wisata, pemberdayaan masyarakat dalam rangka perwujudan sadar wisata dan aksi Sapta Pesona di sekitar destinasi pariwisata,” katanya.
Tampil sebagai narasumber lainnya Ketua Umum Kwartir Nasional (Kwamas) Gerakan Pramuka Kak Azrul Azwar, Kak Haryana dan Kak Hernowo Muliawan dari
UGM, Ketua Kwamas Kak Amoroso Katamsi, dan Kepala Dinas Budpar Sumsel Kak Jhonson. Para pembicara ini memaparkan secara komprehensif dalam sesi “Pengenalan Saka Pariwisata”.
Kegiatan lokakarya yang merupakan bagian dari kegiatan Jambore Nasional (Jamnas) IX Tahun 2011 tersebut dihadiri ratusan perwakilan dari Kwarda dan Kwarcab seluruh Indonesia serta diseilingi kegiatan penanaman pohon secara simbolis di sekitar lokasi perkemahan yang disambut atraksi kesenian Tari Kipas Bdin-cak binaan Dinas Budpar
Provinsi Sumsel.
Kak Bakri yang didampingi Kasubdit Peran Serta Media Kak Sarman Pamungkas dan Kasubdit Sadar Wisata Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Kak Yabes Tosia berkesempatan meninjau aktivitas kepramukaan di Bumi Perkemahan Teluk Gelam, sekaligus menyaksikan penyerahan penghargaan lomba Sapta Pesona tingkat kelurahan yang dirangkai pentas seni budaya.
Menurut Kak Bakri, keberadaan Saka Pariwisata dimaksudkan sebagai upaya melakukan sosialisasi sadar wisata melalui implementasi Sapta Pesona untuk men-dukung pembangunan kepariwisataan daerah.
“Juga sebagai wadah kegiatan dan latihan kepariwisataan bagi anggota pramuka, dengan kegiatan nyata dan praktis di bidang kepariwisataan yang berguna baik untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara,” ucapnya.
Kak Bakri berharap, Saka Pariwisata dapat dijadikan gerakan bersama mewujudkan masyarakat yang peduli pada alam dan mampu melestarikannya “Ini juga dapat dijadikan momentum penting dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dibidang kepariwisataan, dan untuk mengenalkan kembali dunia kepariwisataan daerah. Sehingga mampu memberdayakan dan menggerakan ekonomi masyarakat,” ucapnya.
Dalam lokakarya tersebut, para narasumber sepakat menyatakan bahwa justifikasi pembentukan Saka Pariwisata sangat beralasan. “Karena, pariwisata merupakan sektor dan pilar strategis pembangunan nasional,” ujar Kak Amoroso Katamsi.
Ditegaskan kembali oleh Kak Bakri dalam paparannya bahwa ada korelasi kuat lintas sektor dalam pembangunan kepariwisataan yang menggerakkan ekonomi dan investasi. Yakni, relasi antarkomponen produk wisata dan jasa layanan dalam kegiatan kepariwisataan akan melibatkan unsur-unsur seperti, jaringan maskapai penerbangan, tranportasi, hotel, biro-biro perjalanan, industri jasa boga, dan berbagai jasa terkait lainnya
“Prospek ini menciptakan peluang yang sangat besar bagi ketersediaan lapangan kerja dan tumbuhnya sek-tor-sektor usaha yang terkait,” katanya
Oleh sebab itu, tutur Kak Bakri, maka wajar bila tahun 2009 sektor pariwisata menempati urutan ketiga sebagai penyumbang devisa terbesar nasional. Yaitu, mencapai Rp 6,3 juta dolar AS.
Di lain pihak, Kakwamas Kak Azrul Azwar mendukung pembentukan Saka Pariwisata. Dia berharap, Saka Pariwisata bisa terus dikembangkan untuk mengembangkan dan memajukan turisme Indonesia.
Kak Azrul menjelaskan bahwa Saka Pariwisata akan dikembangkan menjadi tiga Krida yakni Krida Pemandu Wisata yang meliputi pengetahuan daya tarik wisata, peijalanan wisata, pemanduan perjalanan wisata, pemimpin peijalanan wisata. Sedangkan Krida Penyuluh Pariwisata terdiri dari penyuluh sadar wisata dan penyuluh ekowisata, dan Krida Kuliner Wisata meliputi masakan khas lokal dan makanan ringan.

Konsep dan Definisi dunia Kepariwisataan

Konsep dan Definisi

WISATAWANDefinisi wisatawan ini ditetapkan berdasarkan rekomendasi International Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization (WTO). Wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke sebuah atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau keluar dari lingkungan tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 (dua belas) bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. Terminologi ini mencakup penumpang kapal pesiar (cruise ship passenger) yang datang dari negara lain dan kembali dengan catatan bermalam.
HOTELHotel adalah suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian banguna yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang yang menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Ciri khusus dari hotel adalah mempunyai restoran yang dikelola langsung di bawah manajemen hotel tersebut. Kelas hotel ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda).
Hotel Berbintang
suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian banguna yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang yang menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran, dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda). Persyaratan tersebut antara lain mencakup:
  • Persyaratan Fisik, seperti lokasi hotel, kondisi bangunan.
  • Bentuk pelayanan yang diberikan (service).
  • Kualifikasi tenaga kerja, seperti pendidikan, dan kesejahteraan karyawan.
  • Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia, seperti lapangan tenis, kolam renang, dan diskotik.
  • Jumlah kamar yang tersedia.
Akomodasi Lainnya
suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disedikan secara khusus, di mana setiap orang dapat menginap dengan atau tanpa makan dan memperoleh pelayanan serta menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Akomodasi lainnya meliputi: hotel melati yaitu hotel yang belum memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang ditentukan oleh Diparda, penginapan remaja, pondok wisata, dan jasa akomodasi lainnya.
  • Hotel Melati/ Losmen/ Penginapan
    usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan umum yang dikelola secara komersial dengan menggunakan sebagian atau seluruh bagian bangunan.
  • Penginapan Remaja
    usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan yang ditujukan bagi remaja sebagai akomodasi dalam rangka kegiatan pariwisata dengan tujuan untuk rekreasi, memperluas pengetahuan/ pengalaman dan perjalanan.
  • Pondok Wisata
    usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi umum dengan pembayaran harian yang dilakukan secara individual dengan menggunakan sebagian dari tempat tinggalnya.
  • Jasa Akomodasi Lainnya
    usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan yang tidak termasuk pada hotel melati, penginapan remaja dan pondok wisata misalnya wisma.
Tingkat Penghunian Kamar Hotel adalah banyaknya malam kamar yang dihuni dibagi dengan banyaknya malam kamar yang tersedia dikalikan 100%.
Tingkat Penghunian Tempat Tidur adalah banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dibagi dengan banyaknya malam tempat tidur yang tersedia dikalikan 100%.
Rata-rata Lama Tamu Menginap adalah banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dibagi dengan banyaknya tamu yang menginap di akomodasi tersebut. Rata-rata lama tamu mennginap ini dapat dibedakan antara tamu asing dan tamu dalam negeri.

a. Rata-rata Lama Tamu Asing MenginapBanyaknya malam tempat tidur oleh tamu asing dibagi dengan banyaknya tamu asing yang menginap.

b. Rata-rata Lama Tamu Dalam NegeriBanyaknya malam tempat tidur oleh tamu dalam negeri dibagi dengan banyaknya tamu dalam negeri yang menginap.

Perbandingan Tamu Asing dan Tamu Dalam Negeri adalah perbandingan antara presentase tamu asing dari seluruh tamu dan presentase tamu dalam negeri dari seluruh tamu.
Rata-rata Tamu Per Kamar (GPR) adalah perbandingan antara banyaknya malam tamu atau malam tempat tidur dengan banyaknya malam kamar yang dihuni.
Penjelasan:
GPR = 1,43 berarti bahwa rata-rata kamar yang terjual dihuni oleh 1,43 orang.
Catatan :
1 malam kamar = 1 kamar x 1 malam
1 malam tempat tidur = 1 tempat tidur x 1 malam
1 malam tamu = 1 tamu x 1 malam.
Sumber: Statistik Indonesia

Logo Wonderful Indonesia 2011

Konsep Logo
1. Bentuk Logo akan mengambil konsep Garuda Pancasila sebagai dasar Negara, tetapi dengan pengolahan yang modern
2. 5 sila akan digambarkan berupa 5 Garis Warna yang berbeda dan merupakan simbol diversity Indonesia yang penuh dengan keanekaragaman.
3. Logo akan diolah menjadi bentuk dan warna yang dinamis sebagai perwujudan dari Dinamika Indonesia yang sedang berkembang.
4. Jenis Huruf dari Logo akan mengambil dari elemen otentik Indonesia yang disempurnakan dengan sentuhan modern.

Makna Logo Kementrian Kebudayaan & Pariwisata RI

Logo Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata ini digunakan sejak tahun 2002.

Makna yang terkandung didalamnya sebagai berikut.

Candi merupakan hasil karya budaya nenek moyang yang sudah lama dikenal di Indonesia. Candi ini merupakan stilisasi dari Gapura Bajang Ratu yang terletak di Mojokerto, Jawa Timur.

Atap candi berjumlah 7 (tujuh) melambangkan Sapta Pesona, yaitu (a) aman, (b) tertib, (c) bersih, (c) sejuk , (d) indah, (e) ramah-tamah, dan (f) kenangan.
Pintu candi menunjukkan lambang senantiasa terbuka bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia sekaligus menggambarkan keterbukaan hati dan keramahtamahan masyarakat Indonesia.

Anak tangga berjumlah 5 (lima) melambangkan dasar negara Pancasila sebagai landasan dalam membangun kebudayaan dan kepariwisataan Indonesia.
Candi dilingkari dengan dunia yang sedang bergerak melambangkan bahwa kebudayaan dan kepariwisataan Indonesia selalu dinamis mengikuti perkembangan global tetapi tetap menjaga identitas budaya bangsa Indonesia.
Warna ungu melambangkan kekuatan jiwa dalam membangun kebudayaan dan kapariwisataan Indonesia.

Sosialisasi Saka Pariwisata

Saka Pariwisata yang saat ini sedang dalam tahap sosialisasi pendiriannya, yang nantinya mentargetkan diri mengadakan pelatihan seperti ini di 9 (Sembilan) tingkat Kwartir Daerah, dimana ini menjadi Pra syarat mutlak yang harus dipenuhi guna pendirian Satuan Karya Pramuka, yang menurut rencana akan disahkan dan diresmikan pada saat Munas tahun 2013.

Saka Pariwisata hampir sama persis maksud dan tujuannya dengan Saka Panduwisata yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilamn praktis dibidang kepariwisataan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Pariwisata yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dibidang tersebut, namun yang membedahkannya adalah kalau Saka Panduwisata dibentuk oleh Kwartir Daerah karena sesuai dengan tingkat kebutuhan daerah tersebut, namun Saka Pariwisata akan disahkan melalui keputusan Kwartir Nasional yang akan ditandatangani pada saat Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang akan berlangsung pada tahun 2013.
Maka dalam rentan waktu cukup panjang ini, semua unsure Kementerian Kebudayaan dan pariwisata Republik Indonesia yang bekerja sama Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Se- Indonesia dengan tetap berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan pariwisita Provinsi Se- Indonesia sedang mengupayakan mensosialisasikan dan penyiapan pendirian Satuan Karya Pramuka Pariwisata.

I. KRIDA-KRIDA SAKA PARIWISATA
Menurut rencana Saka Pariwisata akan membentuk beberapa Krida-krida, diantaranya adalah :

1. Krida Pemandu Wisata
( Materi Pelatihan yang disampaikan oleh : Kak. Joko Dewanto, Mabida DKI, Kadis Budpar DKI Jakarta )

Krida Pemandu Wisata adalah salah satu Krida Saka Pariwisata yang bertujuan memberikan kecapakan bagi pramuka untuk dapat berperan dalam penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata. Krida ini diharapkan anggota pramuka mempunyai kemampuan untuk :

a. Memiliki wawasan dan pengetahuan mengenai keragaman daya tarik wisata dan pengelolaan / pemamfaatannya sebagai bagian dari syarat kecakapan khusus untuk pemanduan wisata
b. Mempunyai kemampuan dalam program Perjalanan Wisata ( tour Planner )
c. Mempunyai kemampuan sebagai Pemandu Perjalanan Wisata ( Tour Guide )
d. Mempunyai kemampuan dan kecakapan sebagai Pemimpin Perjalanan Wisata ( Tour Leader)

2. Krida Penyuluh Pariwisata
( Materi Pelatihan yang disampaikan oleh : Kak. Ir. Hernawan Hernowo, M.Sc,

Krida Penyuluh Pariwisata adalah salah satu krida Saka Pariwisata yang bertujuan memberikan kecakapan bagi anggota Pramuka untuk dapat berperan sebagai motivator dan komunikator dalam penyelenggaraan kepariwisataan seperti menjalankan tugas sebagai penyuluh sadar wisata dalam rangka peran masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dan suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di daerah, maka dengan krida ini diharapkan para anggota pramuka mempunyai kemampuan untuk :
a. Agar Pramuka dapat memiliki bekal dan materi Penyuluh Sadar Wisata yang mencangkup :
– Nilai mamfaat Pembangunan Pariwisata
– Posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan pariwisata
– Pengertian Sadar Wisata dan Sapta Pesona
– Penerapan komponen Sapta Pesona

b. Agar Pramuka mempunyai kemampuan untuk dapat menjalankan tugas sebagai Penyuluh Ekowisata dalam rangka mewujudkankan pembangunan pariwisata berkelanjutan melalui pengembangan kegiatan wisata yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

3. Krida Kuliner Pariwisata
( Materi Pelatihan yang disampaikan oleh : Kak.Drs. Tatang Rukhiyat, M.Sc, Ahli Kuliner & Consultan Hotel )

Krida ini bertujuan untuk memberikan kecakapan bagi pramuka untuk dapat membuat, menyajikan dan melestarikan makanan khas local sebagai salah satu daya tarik wisata, atau krida ini berkaitan dengan kemampuan individu anggota Pramuka untuk dapat memasak dan menyajikan masakan ( kuliner ) khas local dan makanan ringan khas local sebagai bagian dari upaya mempromosikan keunikan potensi kepariwisataan daerah, seperti :
a. Pengetahuan tentang peran kuliner wisata sebagai keunikan local dalam pengembangan pariwisata.
b. Pengetahuan tentang jenis-jenis makanan dan makanan ringan khas setempat
c. Pengetatahuan tentang bahan dasar makanan dan makanan ringan khas setempat
d. Pengetahuan tentang cara pengolahan makanan khas dan makanan ringan khas setempat
e. Pengetahuan tentang cara dan momen penyajian makanan khas dan makanan ringan khas setempat

Makna Logo Sapta Pesona

Sapta pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik wisatawan berkunjung kesuatu daerah atu wilayah di negara kita.
1. Aman
Wisatawan akan senang berkunjung kesuatu tempat apabila mersa aman, tentram, tidak takut, terlindung dan bebas dari :
a. Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman seperti kecopetan, pemerasan, penodongan, penipuan, dan lain sebagainya.
b. Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya lainnya.
c. Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan fasilitas yang kurang baik, seperti kendaraan, peralatan untuk makan dan minum, lift, alat perlengkapan rekreasi atau olahraga.
d. Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa pemaksaan oleh pedagang asongan, tangan jail, ucapan dan tindakan serta prilaku yang tidak bersahabat dan lain sebagainya.
Jadi, aman berarti terjamin keselamatan jiwa dan fisik, termasuk milik (barang) wisatawan.
2. Tertib
Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat di dambakan oleh setiap orang termasuk wisatawan.Kondisi tersebut tercermin dari suasana yang teratur, rapi dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan masyarakat, misalnya :
a. Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan berangkat tepat pada waktunya.
b. Tidak nampak orang berdesakan atau berebutan untuk mendapatkan atau membeli sesuatu yang di perlukan.
c. Bangunan dan lingkungan di tata teratur dan rapi.
Pelayanan dilakukan dengan baik.
Informasi yang benar dan tidak membingungkan.
3. Bersih
Bersih merupakan suatu keadaan atu kondisi lingkungan yang menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran. Wisatawan akan merasa betah dan nyaman bila berada ditempat-tempat yang bersih dan sehat seperti :
a. Lingkungan yang bersih baik dirumah sendiri maupun di tempat-tempat umum seperti di hotel, restoran, angkutan umum, tempat rekreasi, tempat buang air kecil/besar, dsb. Bersih dari sampah, kotoran, corat-coret, dsb.
b. Sajian makanan dan minuman bersih dan sehat.
c. Penggunaan dan penyediaan alat perlengkapan yang bersih seperti sendok, piring, tempat tidur, alat olah raga, dsb.
d. Pakaian dan penampilan petugas bersih, rapi dan tidak mengeluarkan bau tidak sedab, dsb.
4. Sejuk
Wisatawan akan senang berkunjung ketempat yang sejuk. Sejuk dapat tercermin melalui penciptaan lingkungan yang serba hijau, segar, rapi, nyaman, dan tentram baik di dalam maupun diluar ruangan. Partisipasi masyarakat dalam turut menciptakan ksejukan lingkungan, antara lain dengan cara :
a. Turut serta aktif memelihara kelestarian lingkungan dan hasil penghijauan yang telah dilakukan masyarakat atau pemerintah.
b. Berperan secara aktif untuk menganjurkan dan mempelopori serta melaksanakan kegiatan penghijauan dengan menanam berbagi tanaman di halaman rumah masing-masing baik untuk hiasan maupun tanaman yang bermanfaat bagi rumah tangga, melakukan penanaman pohon/tanaman rindang di sepanjang jalan lingkungan masing-masing dsb.
c. Membentuk perkumpulan yang tujuannya memelihara kelestarian lingkungan.
d. Memprakarsai berbagi kegiatan dan upaya lain yang dapat membuat lingkungan hidup kita menjadi sejuk, bersih, segar dan nyaman.
5. Indah
Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap dipandang disebut indah. Indah dapat dilihat dari berbagi segi, seperti dari segi tata warna, tata letak, tata ruang, bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi dan selaras, sehingga memberi kesan yang enak dan cantik untuk di lihat.
6. Ramah
Ramah merupakan suatu sikap dan prilaku seseorang yang menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum, dan menarik hati. Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan kepribadian kita ataupun tidak tegas dalam menentukan suatu keputusan atau sikap. Ramah adalah watak dan budaya bangsa Indonesia pada umumnya, selalu menghormati tamunya dan dapat menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah ini merupakan suatu daya tarik bagi wisatawan, oleh karena iti harus kita pelihara terus.
7. Kenangan
Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya. Kenangan dapat berupa yang indah dan menyenangkan, akan tetapi dapat pula tidak menyenangkan. Kenangan yang akan diwujudkan dalam ingatan dan perasaan wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan sendirinya adalah infah dan menyenangkan. Kenangan yang indah ini dapat pula diciptakan dengan antaralain :
a. Akomodasi yang nyaman, bersih dan sehat, pelayan yang cepat, tepat dan ramah, suasana yang mencerminkan ciri khas daerah dalam bentuk dan gayabangunan serta dekorasinya.
b. Atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona baik itu berupa seni tari, sen suara, berbagai macam upacara.
c. Makanan dan minuman yang khas daerah yang lezat, dengan penampilan dan penyajian yang menarik. Makanan dan minuman ini merupakan suatu daya tarik yang kuat dan dapat dijadikan jatdiri (identitas) bangsa.
d. Cinderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri khas daerah, bermutu tinggi, mudah dibawa dan dengan harga yang terjangkau, mempunyai arti tersendiri dan dijadikan bukti atau kenangan dari kunjungan seseorang ke suatu tempat/daerah/negara.
Upaya Mewujudkan Sapta Pesona
Proses pembangunan pariwisata harus berjalan seiring dengan peningkatan sadar wisata masyarakat. Demikian pula penciptaan Sapta Pesona harus sejalan dengan pembangunan daerah pada khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.
Adalah merupakan tugas bersama antara pemerintah, dunia usaha/swasta, dan masyarakat sesuai dengan profesinya masing-masing untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan terwujudnya Sapta Pesona dan menciptakan iklim yang baik bagi tumbuh berkembangnya sadar wisata masyarakat.
Mewujudkan Sapta Pesona, identik dengan menambah pesona pariwisata Indonesia (termasuk pariwisat Jawa Tengah). Itu berarti, meningkatkan daya tarik atau daya pesona pariwisata kita atau daya tarik obyek dan daya tarik wisata.
Bagaiman caranya? Masing-masing kita harus berusaha sedapat mungkin agar sikap, tingkah laku, perbuatan dan cara hidup kita sehari-hari mencerminkan unsur-unsur yang terkandung dalam Sapta Pesona, yakni secara sadar, teratur dan berencana berperan aktif dalam turut :
1. Memelihara keamanan :
Tidak melakukan hal-hal yang dapat mengakibatkan suasana tidak aman atau menimbulkan terganggunya keselamatan orang lain. Bekerja sama dengan aparat keamanan untuk menanggulangi masalah keamanan lingkungan.
2. Memelihara ketertiban umum :
Berusaha mematuhi peraturan-peraturan, tata tertib di jalan raya, maupun ditempat-tempat umum, membiasakan diri bersabar berbaris menunggu giliran, antri dan sebagainya.
3. Menjaga kebersihan :
Membudayakan sifat, sikap penampilan yang bersih dan apik dalam segala hal, suka kebersihan, secara sadar senantiasa berupaya menampilkan dan menjaga kebersihan dimanapun berada.
4. Membantu program penghijauan :
Turut membantu program penghijauan (pemanfaatan lahan/ pekarangan untuk penghijauan), turut memelihara pertumbuhab pohon2 pelindung yang ditanam sepanjang pinggir jalan raya, dll.
5. Menciptakan lingkungan yang indah :
Turut memelihara keindahan kota/desanya masing2, mempercantik lingkungan kawasan pemukiman, hotel, restauran, oerkantoran, kawasan pertokoan, pusat2 perbelanjaan, dan memperindah jalur wisata dan lingkungan obyek wisata.
6. Memperlihatkan sikap ramah amah :
Keramah tamahan yang merupakan warisan budaya bangsa hendaknya tetap dijaga, dijunjung tinggi dan tercermin dalam tata kehidupan, tata pergaulan sehari-hari.
7. Menyajikan kenangan yang indah :
Turut menyajikan dan memelihara suasana, iklim, kesempatan, dan pelayanan yang baik, yang dapat membuahkan kenangan indah, kenangan manis yang tak mudah dilupakan baik bagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.

Hello world!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.